Artikel tentang Hipertensi
Apa itu Hipertensi?
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah
abnormal yang dapat menjadi penyebab utama timbulnya penyakit kardiovaskuler.
Oleh karena prevalensi hipertensi yang masih cukup tinggi di Indonesia, maka
pemerintah mencanangkan program deteksi dini penyakit tidak menular (PTM) yakni
posbindu guna mengendalikan faktor risiko yang ada. Salah satu penyakit tidak menular yang
saat ini menjadi prioritas dalam dunia kesehatan secara global adalah
hipertensi. Tekanan
darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang
≥140 mmHg (sistolik) dan/atau ≥ 90 mmHg. Selain sebagai salah satu jenis penyakit tidak
menular, Hipertensi juga menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler
lainnya.
Hipertensi adalah faktor risiko ketiga terbesar yang
menyebabkan kematian dini, terjadinya gagal jantung serta penyakit gangguan
otak. Hipertensi dikenal sebagai the killer disease dan the heteregeneous group
of disease. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat
di Indonesia dan beberapa negara di dunia.
Gejala dan Tanda
Penyakit ini dipengaruhi oleh cara dan kebiasaan
hidupseseorang, sering disebut sebagai the killer disease karena merupakan
penyakitpembunuh, dimana penderita tidak mengetahui kalau dirinya mengidap
hipertensi, sehingga penderita datang berobat setelah timbul kelainan organ
akibat hipertensi.
Berikut tanda dan
gejala penyakit hipertensi:
1. Sering Sakit Kepala Sakit kepala merupakan gejala
hipertensi yang paling sering terjadi. Keluhan ini khususnya dirasakan oleh
pasien dalam tahap krisis, di mana tekanan darah berada di angka 180/120 mmHg
atau bahkan lebih tinggi lagi. Apabila kita pernah atau sering mengalami nyeri
kepala yang terjadi secara tiba-tiba, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter,
agar hipertensi dapat dideteksi segera.
2. Gangguan
Penglihatan Gangguan penglihatan adalah salah satu komplikasi dari tekanan
darah tinggi. Tanda hipertensi yang satu ini dapat terjadi secara mendadak atau
perlahan. Salah satu gangguan
penglihatan yang dapat terjadi adalah retinopati hipertensi. Ketika terjadi
peningkatan tekanan darah, pembuluh darah mata dapat pecah. Hal ini menyebabkan
penurunan penglihatan mata secara tajam dan mendadak.
3.
Mual dan Muntah Mual dan muntah adalah gejala darah tinggi yang dapat terjadi
karena peningkatan tekanan di dalam kepala. Hal ini dapat terjadi akibat
beberapa hal, termasuk perdarahan di dalam kepala Salah satu faktor risiko
perdarahan di dalam kepala adalah hipertensi. Seseorang dengan perdarahan otak
dapat mengeluhkan adanya muntah menyembur yang terjadi tiba-tiba.
4. Nyeri Dada
Penderita hipertensi dapat mengalami keluhan nyeri dada. Kondisi ini terjadi
akibat penyumbatan pembuluh darah pada organ jantung. Tidak jarang, nyeri dada
menjadi penanda dari serangan jantung yang juga bermula dari tekanan darah
tinggi. Segera periksakan ke dokter apabila mengalami salah satu gejala ini.
5. Sesak Napas Penderita hipertensi juga dapat
merasakan keluhan sesak napas. Keadaan ini terjadi ketika jantung mengalami
pembesaran dan gagal memompa darah. Jika
sering mengalaminya, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter
. 6. Bercak Darah di Mata Sering disebut dengan
perdarahan sub konjungtiva, gejala hipertensi ini sering ditemukan pada
individu dengan diabetes atau tekanan darah tinggi. Namun, bukan kedua kondisi
tersebutlah yang menyebabkannya secara langsung. Apabila menemukan bercak darah
di mata, konsultasikan kepada dokter mata mengenai kerusakan terhadap saraf
mata yang disebabkan oleh tekanan darah tinggi.
7. Muka yang Memerah Ketika pembuluh darah di muka
melebar, area wajah akan terlihat memerah. Hal ini dapat terjadi akibat respons
dari beberapa pemicu, seperti pajanan matahari, cuaca dingin, makanan pedas,
angin, minuman panas dan produk perawatan kulit. Meski disebabkan oleh banyak
hal, facial flushing alias wajah memerah bisa juga menjadi gejala hipertensi.
Ini terjadi ketika tekanan darah meningkat lebih dari biasanya.
8. Rasa Pusing
Obat pengontrol tekanan darah dapat menimbulkan rasa pusing sebagai salah satu
efek sampingnya. Meski bukan berasal
dari tekanan darah yang meningkat, sensasi pusing tidak dapat dihiraukan begitu
saja, terutama apabila muncul secara tiba-tiba. Rasa pusing yang tiba-tiba muncul, hilangnya
keseimbangan atau koordinasi, dan adanya kesulitan berjalan merupakan tanda
peringatan akan terjadinya stroke. Berhati-hatilah, karena tekanan darah tinggi
merupakan salah satu faktor risiko pemicu stroke.
9. Mimisan pada umumnya terjadi saat tekanan darah sedang
sangat tinggi. Apabila mimisan juga disertai dengan tanda hipertensi yang telah
disebutkan di atas, segera kunjungi unit gawat darurat karena merupakan suatu
kegawatan medis.
Bagaimana Pencegahan
Hipertensi?
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menangani
Hipertensi, yaitu :
1. Olahraga teratur Olahraga secara rutin merupakan
cara ampuh untuk mencegah hipertensi. Dengan berolahraga kinerja jantung dalam
memompa darah lebih optimal, metabolisme meningkat dan aliran darah pun lancar.
Pada penderita hipertensi baiknya melakukan olahraga ringan seperti jalan cepat,
jogging atau bersepeda selama 30-60menit/hari sebanyak 3kali dalam seminggu
akan membantu penurunan tekanan darah. Rekomendasi 5x dalam 1 minggu.
2. Kurangi asupan Natrium Indonesia yang ragam akan
makanan tradisional kebanyakan mengandung garam serta lemak yang tinggi.
Kandungan natrium pada garam dapat menyebabkan tubuh menahan cairan sehingga
berdampak pada tekanan darah yang meningkat. Direkomendasikan untuk asupan
natrium tidak lebih dari 1.500 mg/hari.
3. Mengatur pola makan Pada penderita hipertensi pola
makan haruslah di atur, karena ada beberapa makanan yang dapat memicu
peningkatan tekanan darah. Baiknya isi menu makanan yang banyak mengandung
kalium, magnesium dan kalsium. Ditambah lagi dengan sayur dan buah-buah yang
kaya akan serat seperti, pisang, tomat,sayuran hijau, kacang- kacangan, wortel,
melon dan masih banyak lagi. Dengan menu makan tersebut sangat membantu
mengontrol tekanan darah.
4. Kurangi
stres Stres berskala panjang akan membuat tubuh menjadi rusak. Peningkatan
hormon adrenalin menyebabkan meningkatnya tekanan darah, faktor resiko
hipertensi ini dapat anda modifikasi dengan melakukan berbagai upaya seperti
yoga, meditasi, rekreasi dan melakukan sesuatu yang anda senangi. Upaya
tersebut akan membantu menurunkan tekanan darah.
5. Minum Obat Sesuai Program Terapi Selain mengubah
gaya hidup, obat-obatan digunakan untuk membantu proses pemulihan. Jika kedua hal tersebut dilakukan maka akan memberi
hasil yang optimal terhadap tekanan darah. Jika ingin mengkonsumsi obat-obatan
herbal disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.
Dikarenakan tidak semua obat herbal baik dikonsumsi untuk penderita hipertensi
dan bila dikonsumsi secara bersamaan dengan resep obat pemberian dokter justru
tidak memberikan hasil yang lebih baik. Lakukan pemeriksaan 1x 1-2 tahun untuk
memantau kondisi tekanan darah anda.
Komentar
Posting Komentar